Siapa yang berani gagal, dialah yang berani sukses | SapaanBerita

Saya terlahir dari keluarga  yang kurang harmonis, 47 tahun yang lalu. Kedua orang tua saya  sudah berpisah  sejak saya usia 2 tahun. Sejak usia itulah saya di rawat dan menjalani hidup dengan kakek dan uwa perempuan sampai  dengan sekarang. Di Usia 17 tahunlah saya baru mengetahui dengan dekat sosok seorang ibu kandung. Banyak hal yang bisa saya dapatkan dari perjalanan hidup tanpa orang tua kandung.
Pelajaran yang berharga dalam hidup tanpa sosok seorang perempuan yang telah melahirkan kita.Ya�seorang ibu yang kasih sayangnya setulus hati, tanpa mngenal lelah, dan selalu mendekap kita di kala kita haus dan lapar. Itu semuanya tak dapat saya rakasan. Yang ada hanyalah kasih sayang orang tua angkat yang secara kemanusian rasa kasih sayangnya berbeda dengan orang tua kandung sendiri.
Saya masuk SD pada tahun 1976 . SD yang saya masuki adalah SD swasta yang ada disekitar Cibadak yang sering di sebut Taman Muda yang dikelola oleh Yayasan Perguruan Tamansiswa. Dari SD tersebut saya melanjutkan ke tingkat SMP nya yaitu Taman Dewasa. Selama 9 tahun saya belajar ke Tamansiswaan Sejak duduk dari SD itulah mulai tumbuh keinginan dan cita-cita untuk menjadi guru. Setelah lulus dari SMP, keinginan saya adalah bisa masuk di SMA. Sayang orang tua angkatku tak mengijinkan untuk sekolah di SMA, terlalu banyak mengeluarkan biaya dan tak bisa langsung kerja, itulah alasannya.
Tak menyurutkan semangatku untuk bisa sekolah, saya masuk Sekolah Teknik di kota Sukabumi. Salah satu sekolah teknik negeri yang favorit sampai sekarang. Saya masuk jurusan listrik. Alhamdulilah selama 3 tahun berturut-turut saya mendapatkan beasiswa Supersemar, lumayan bisa membantu orang tua angkat untuk membiayai sekolah sehari-hari.
Tahun 1987 saya lulus dari STM Negeri Kota Sukabumi jurusan listrik. Cita-cita jadi guru semakin menggebu ketika itu, sayang tak bisa melanjutkan kuliah karena keadaan ekonomi orang tua angkat. Tapi, Allah SWT memberi jalan ketika itu. Sekolah tempatku dulu waktu SD menawarkan untuk menjadi pembina pramuka. Singkat cerita dari situlah awal saya menjadi guru. Sedikit demi sedikit saya belajar dan memberikan materi kepramukaan di dalam kelas. Di kegiatan kepramukaan saya digembleng agar menjadi sosok guru yang berkarakter. Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka telah memberikan pembelajaran hidup yang berharga dalam perjalan hidup saya. Akhirnya dari hasil menjadi pembina pramuka itulah saya bisa melanjutkan belajar di PGSMTP.  Dengan kemurahan ibu ketua yayasan saya (Almarhum Ibu Juniati Suhada) mengeluarkan  SK mengajar, resmilah saya menjadi sosok guru muda yang perlu belajar untuk menjadi sosok guru yang unggul.  Dari PGSMTP saya melajutkan lagi ke D-2 UT sampai bisa kuliah di perguruan tinggi dan mendapatkan gelar kependidikan S.Pd. Belum banyak prestasi yang bisa saya torehkan waktu itu, selain jadi guru kelas, PKS Kesiswan, PKS Kurikulum dan Ketua Bidang Pendidikan di Yayasan Perguruan Tamansiswa Cabang Cibadak.

Hari demi hari kehidupan mengalir seperti air, tepat hari Sabtu, tanggal 14 Agustus 1994 tepat di hari ulang tahun gerakan kepramukaan, saya menikah dengan sosok perempuan yang sampai dengan sekarang setia mendampingi  saya. Dari sosok perempuan inilah saya mengenal wanita. Dua anak sudah saya  di karunia bersamanya. Satu  perempuan dan satu lagi anak laki-laki (Krani Pratiwi dan Hammam Pratama Putra). Dari hidup dan keseharian inilah saya bisa belajar memaknai sosok seorang perempuan. Yah�dua sosok perempuan yang berharga dalam kehidupanku, yaitu Yani Sumanti sang isteriku, yang telah setia dan mengabdi selama 20 tahun dan putriku Krani Pratiwi yang sudah memasuki usia 19 tahun pada tanggal 3 Juni 2014 yang sekarang sedang belajar di UPI jurusan psikologi, dan putra bungsu kami Hammam Pratama Putra yang sekarang ini duduk di kelas VII di SMPN 3 Cibadak tempat mengabdiku sekarang.

Kurang lebih 17 tahun saya mengabdi menjadi guru Yayasan di Tamansiswa Cabang Cibadak, banyak hal yang saya dapatkan dari Tamansiswa, mulai dari mengenal sosok Suwardi Suryaningrat yang lebih terkenal dengan Ki Hajar Dewantara dengan ajaran sistem Amongnya yang menjadi semboyan dunia pendidikan kita yaitu Tut Wuri Handayani. Membaca biografi dan sepak terjang Ki Hajar Dewantara saya semakin termotivasi untuk menjadi guru unggul dengan membaca dan belajar dari guru-guru senior yang ada di Tamansiswa.

Tahun 2004, saya mencoba keberuntungan untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil. Alhamdulilah pada saat pengumuman nama saya muncul. Tapi nasib menentukan lain waktu itu, di agenda setelah wawancara saya �digugurkan� dari CPNS karena alasan saya mengajar di sekolah swasta. Sakit dan sempat depresi waktu itu, bisa dibayangkan bagaimana suasana, kondisi dan perasaan yang saya alami ketika itu. Tapi dengan kesabaran dan menerima dengan ikhlas saya jalani keputusan itu. Satu tahun saya berintropeksi diri, belum waktunya mungkin untuk menjadi PNS.

Tahun 2005, tahun yang bersejarah buat saya, karena di tahun itulah sencoba dan berupaya kembali mengikuti seleksi PNS. Akhirnya dengan ridho Allah SWT, saya menjadi CPNS dengan tugas pertama kali di SMP Negeri 2 Simpenan kecamatan Simpenan Kabupaten Sukabumi.
Dua tahun saya mengabdi dan bertugas di SMP Negeri 2 Simpenan yang berjarak 65 km dari rumah tinggal. Di SMP Negeri 2 Simpenen, saya belum bisa menjadi guru yang berprestasi dan membanggakan buat diri pribadi maupun keluarga.
1 Juli 2007, saya mutasi ke SMP Negeri 3 Cibadak. Sebuah sekolah yang letaknya dekat dengan rumah, kurang lebih 2 km dari rumah. SMP Negeri 3 Cibadak adalah sekolah yang cukup besar, nyaman, dan megah. Di SMP Negeri 3 inilah saya mulai �berprestasi� .

Tahun 2008 menjadi salah satu guru yang mendapatkan sertifikasi melalui jalur pendidikan dengan belajar selama 1 tahun di Universitas Negeri Yogyakarta. Tahun 2014 menjadi guru berprestasi peringkat I tingkat Kabupaten Sukabumi. Prestasi yang cukup membanggakan buat saya, karena tidak semua guru di Indonesia bisa mendapatkannya. Belajar selama 1 tahun di Universitas Negeri Yogyakarta telah merubah pola berpikir saya selaku guru, dari berpikir instan menjadi berpikir kritis dan kreatif. Semakin banyak ilmu yang saya dapatkan di UNY ketika itu. Mulai dari bagaimana proses pembelajaran dengan meggunakan metode, model,media dan cara mengajar yang inovatif.  Dari UNY inilah saya mengenal dunia maya melalui internet, salah satunya adalah bagaimana pembelajaran melalui blog.

Cobalah bertanya pada diri sendiri dan juga orang lain, siapa yang ingin sukses? Jawabannya pasti 100% menginginkannya. Jika kita balik pertanyaannya, siapa yang ingin gagal? so pasti tak akan ada yang menjawab saya ingin gagal,

Itulah realita yang tak terbantahkan. Semua orang berharap sukses dan tidak mau gagal. Seorang guru atau pekerja ingin sukses dengan pekerjaanya. Tugas bisa dituntaskan tepat waktu, target bisa dicapai atau bahkan di lampaui. Dan sebagai imbalannya karier bisa melesat. Gaji dan fasilitas yang diidamkan berhasil direngkuh.

Begitulah, kesuksesan adalah mimpi indah yang ditunggu-tunggu, sedangkan kegagalan adalah mimpi buruk yang dihindari. Tetapi benarkah kegagalan adalah sesuatu yang perlu di takuti?

Ingat masa kecil dulu, saat kita belajar mengendarai  sepeda? Ya, saat itu bersepeda adalah hal yang amat sulit. Harus menatap kedepan, harus memegang stang kendali erat-erat. Harus mengayuh pedal kuat-kuat. Harus begitu dan begini. Tetapi ketika aturan itu kita laksanakan hasilnya tetap sama, yaitu jatuh. Bukan hanya sekali bahkan berkali-kali. Tetapi aneh kita tidak jera. Kembali mencoba, kembali jatuh, mencoba lagi, jatuh lagi. begitulah terus berulang-ulang dan akhirnya bisa.

Sesungguhnya kita bisa bersepeda karena pernah jatuh. Kita pernah gagal tapi belajar dari kegagalan itu. Kegagalan adalah jembatan  keberhasilan. Sudah saya buktikan saat saya gagal jadi PNS tahun 2004 karena di zolimi. Belajar dari kegagalan tersebut tahun 2005, Alhamdulilah saya bisa jadi PNS sampai sekarang.

Sayanggnya, hari ini pesan dari pelajaran naik sepeda itu tidak lagi membekas. Bahwa hidup untuk bisa sukses harus belajar dari kegagalan dan hidup susah.

Coba simak catatan sejarah orang-orang besar dan sukses yang namanya harus dikenbang sepanjang masa. Mereka bukanlah orang-orang yang luput dari kegagalan. Kolonel Sanders, Albert Einstein, Thomas Alfa Edison, Abraham Lincoln, adalah orang-orang berhasil dan sukses yang pernah Gagal dalam hidupnya.

Jadi kegagalan tak perlu di takuti, Siapa yang berani gagal, dia yang berani Sukses ! 

Lihat juga



Sekian Postingan tentang, Siapa yang berani gagal, dialah yang berani sukses | SapaanBerita, Menurut teman- teman bagaimana? ayo sharing komentar teman- teman di bawah ini, dan mudah-mudahan kali ini bisa memberi wawasan dan manfaat pada untuk teman - teman semuanya.

Terima kasih sudah membaca artikel yang berjudul Siapa yang berani gagal, dialah yang berani sukses | SapaanBerita dan artikel ini url permalinknya adalah http://sapaanberita.blogspot.com/2016/05/siapa-yang-berani-gagal-dialah-yang.html Semoga artikel ini sangat bermanfaat, Jangan lupa untuk Share ke teman dekat Anda

Related Posts

Siapa yang berani gagal, dialah yang berani sukses | SapaanBerita
4/ 5
Oleh

Berlangganan Via E-mail

Suka Berita/Artikel kami? mari berlanggan lewat Email, saat update Berita/ Posting akan masuk ke email anda.